Senin, 2 September 2024. SMA Sabiluth Thoyyib Kota Pasuruan melaksanakan kegiatan P5 serentak dua sekaligus. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diikuti oleh siswa siswi kelas X dan XI SMA Sabiluth Thoyyib Kota Pasuruan, Adapun untuk tema P5 kelas XI yaitu “Berkebun Tanpa Tanah (HIDROPONIK)” dan untuk tema kelas X yaitu “Kearifan Lokal (MEMBATIK)”. Siswa-Siswi begitu penuh semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan P5. Kegiatan ini berlangsung selama 5 hari, terhitung mulai hari Senin, 2 September 2024.
HIDROPONIK – Kami dengan bangga mempersembahkan program inovatif P5 Tema “Berkarya dan Berteknologi untuk Membangun NKRI “Berkebun Tanpa Tanah (HIDROPONIK)” bagi siswa kelas XI SMA Sabiluth Thoyyib! Dalam era di mana kemajuan teknologi dan tantangan lingkungan semakin mendominasi, kami merasa penting untuk memberikan pendidikan yang holistik dan relevan untuk siswa-siswa kami. Melalui kegiatan P5 Tema Berkarya dan Berteknologi, kami tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga memberikan pengalaman praktis yang berharga dalam dunia bisnis dan pertanian modern.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi siswa dalam berkarya di era perkembangan teknologi saat ini, khususnya melalui teknik hidroponik (berkebun tanpa tanah) yang semakin populer. Dengan bimbingan dari guru-guru kami yang berpengalaman dalam bidang pertanian dan kewirausahaan, siswa diajak untuk memahami prinsip-prinsip dasar pertanian hidroponik, mulai dari persiapan media tanam hingga teknik perawatan dan pemanenan nantinya.
Setiap langkah dalam proses pertanian hidroponik, mulai dari penanaman bibit hingga pemanenan, dijalankan oleh siswa secara langsung. Mereka belajar bagaimana cara penanaman benih, menyusun jadwal penyiraman, memberi nutrisi, dan memantau pertumbuhan tanaman secara cermat. Hal ini tidak hanya mengembangkan keterampilan praktis mereka, tetapi juga mengajarkan mereka tentang tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan siswa yang kreatif dan mandiri, tetapi juga bertujuan untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya berpikir inovatif, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan perubahan. Kami berharap bahwa melalui kegiatan ini, siswa-siswa kami akan terinspirasi untuk menjelajahi potensi mereka sendiri, membangun kemandirian, dan menjadi pemimpin masa depan yang berpengaruh.
Mari bergabung dengan kami di SMA Sabiluth Thoyyib Kota Pasuruan ke dalam pendidikan anak-anak kita!
Galeri Foto – HIDROPONIK :






MEMBATIK – Tema projek yang kami pilih pada projek pertama ini bagi kelas X siswa-siswa SMA Sabiluth Thoyyib Kota Pasuruan adalah Kearifan Lokal dengan topik spesifik projek “Batik Tulis”. Relevansi atau hubungan tema dengan topik projek yang diambil adalah projek ini bisa menghasilkan generasi yang mampu memahami istilah dan konsep kearifan lokal. Generasi penerus bangsa yang dalam era mereka bersekolah di SMA ini akan masuk kedalam masa penentuan kelanjutan dalam pekerjaan. Ketika mereka sadar bahwa hasil karya mereka memiliki arti, mereka akan merasa dengan memberikan kontribusi mereka, mereka telah mengambil bagian dalam proses bermasyarakat.
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila ini mengambil tema Kearifan Lokal dengan topik spesifik projek “Batik Tulisl!”. Proyek ini dimulai dengan tahap pengenalan, peserta didik diajak mengenali dan menggali lebih dalam tentang pentingnya kearifan lokal untuk setiap individu dalam kelompok, mulai dari kelompok kecil hingga dalam konteks masyarakat luas. Peserta didik diajak juga lebih peka melihat kesenjangan dan ketidaksetaraan yang terjadi di lingkungannya, serta mengenalkan peran anak muda bentuk dari kearifan lokal (batik).
Setelah tahap pengenalan, peserta didik masuk dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan riset terpadu dan mandiri, serta melihat konteks kemajuan teknologi dalam proses pelaksanaan demokrasi di kehidupan nyata. Selama proses projek ini berjalan, peserta didik tidak hanya membentuk pengetahuan, namun juga membangun kesadaran dan melakukan penyelidikan secara kritis sehingga pada akhirnya dapat merencanakan solusi aksi dari situasi yang telah mereka ketahui dan pahami.
Di tahap terakhir yaitu Aksi, peserta didik menuangkan aksi nyata mereka dengan membuat batik yang merupakan bentuk kearifan lokal sehingga diharapkan dapat menjadi pemicu dari terealisasinya ekspresi diri mereka dalam mengikuti proses pelestarian kebudayaan dalam masyarakat.
Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan secara spesifik dua dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni Berkebhinekaan Global dan Bernalar Kritis beserta sub-elemen terkait yang dijabarkan secara detail pada dokumen ini.
Galeri Foto – MEMBATIK :






